Selasa, 25 Juli 2017

Sejarah Jembatan Ampera

Jembatan Ampera adalah salah satu icon palembang yang sangat terkenal, dan banyak turis - turis berkunjung kepalembang hanya untuk berfoto di jembatan ampera.

Pembangunan jembatan ampera dimulai pada bulan april 1962, itu pun harus mendapatkan persetujuan dari presiden Soekarno , dan biaya pembangunan itu diambil dari dana pampasan peran jepang dan bukan hanya biaya nya dari Jepang tetapi pembuatannya juga menggunkan tenaga dari Jepang.


Pada awalnya sejarah jembatan ampera dinamakan jembatan Bung Karno, karena sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu, dan Bung Karno pun sangat sungguh - sungguh memperjuangkan keinginan warga palembang untuk memiliki sebuah jembatan diatas sungai musi. Lalu jembatan ampera ini diresmikan pada tahun 1965 sekaligus memberi nama jembatan ampera sebagai nama Bung Karno, pada saat itu jembatan ini adalah jembatan terpanjang di asia tenggara

Pada tahun 1966 nama jembatan di ganti menjadi jembatan Ampera, karena dijaman itu gerakan anti soekarno sangatlah kuat makanya nama jembatan langsung diganti menjadi Jembatan Ampera yang artinya (Amanat Penderitaan Rakyat). Pada tahun 2002 ada wacana bahwa nama jembatan Jmpera akan diganti lagi menjadi nama Bung Karno tetapi para pemerintahan dan masyarakat tidak setuju dan tidak mendukung.

Jembatan Ampera terbentang dari seberang Ulu ke seberang Ilir kira panjangnya 1.117 m dan lebar 22m pembangunan jembatan ampera ini sangatlah membantu para masyarakat karena selain bisa untuk berdagang mereka juga bisa saling silaturahmi.

Ide untuk menyatuhkan dua daratan dikota palembang Seberang Ulu dan Seberang Ilir dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente palembang tahun 1906 saat walikota dijabat oleh Le Cocq de Ville.

Jembatan Ampera sangatlah unik dan banyak daya tarik orang orang untuk berkunjung ke kota Palembang
tetapi tidak lengkap apabila kita cuman berfoto - foto saja diampera, sekarang ampera bisa dibawak pulang
kerumah, karena dipalembang sudah ada jembatan ampera yang bentuk kecil atau miniatur Ampera.

Berbagai bentuk dan ukuran miniatur Jembatan Ampera bisa ditemui dan dibawa pulang jika berkunjung ke Outlet Kaos Nyenyes Palembang. Harganya pun beragam, dimulai dari Rp.12.000 sampai Rp.250.000 saja

Kaos Nyenyes Palembang
Miniatur Ampera
Kaos nyenyes palembang
Piramida Ampera
oleh oleh khas palembang
Gantungan Kunci Ampera
kaos nyenyes palembang
Bingkai Ampera

Kunjungi Outlet Kaos Nyenyes Palembang yang beralamat di:
1. Jl. Demang Lebar Daun. Blok P, No.1. Ilir Barat 1 
2. Jl. Jendral Sudirman, No.1080
3. Jl. Kapten A Rivai No.28E
4. Jl. Merdeka, No.202

Senin, 24 Juli 2017

Tanjak Songket Palembang

Tahu Tanjak? Hiasan kepala yang sering sekali digunakan dalm berbagai acara ceremonial seperti penyambutan tamu kenegaraan atau acara pernikahahan saat ini ternyata hasil modifikasi dengan berbahan songket. Karena, Ttnjak khas kota Palembang warisan asli budaya dari Sultan Mahmud Badaruddin II itu sendiri aslinya sudah punah. 

Tanjak Warisan Sultan terbuat dari batik Palembang. Seiring dengan perkembangan zaman, tanjak berbahan kain batik sudah mulai ditinggalkan dan digantikan dengan tanjak berbahan songket.

Awal mula perubahan bahan kain dari tanjak ketika Presiden Soeharto berkunjung ke Palembang, pada tahun 1967. Agar lebih khidmad diberikanlah tanjak kepada Presiden RI kedua tersebut dari bahan songket. Sejak itulah, tanjak songket mulai booming dan banyak pengrajin yang produksi untuk dijual. Sedangkan tanjak vatik warisa Sultan mulai ditinggalkan sejak saat itu hingga saat ini.

Tertarik dulur? Bisa ditemui di outlet Kaos Nyenyes Palembang yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas dari Palembang. Tersedia ukuran dewasa dan anak-anak. 

Harga tanjak dewasa 45.000/pcs sedangkan tanjak anak hanya 35.000/pcs saja :)

tanjak songket palembang

Kunjungi Outlet Kaos Nyenyes Palembang yang beralamat di : 
1. Jl. Demang Lebar Daun, Blok P No.1. Ilir Barat 1
2. Jl. Jendral Sudirman No, 1080
3. Jl. Kapten A Rivai No.28E
4. Jl. Merdeka No.202

Bisa Search di google maps, dulur :)